Refleksi Nilai Indonesia dalam Dunia Game: Main, Waspada, atau Lewat?

5 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
video game
Iklan

Video game bukan hanya soal menang dan kalah. Video game juga dapat berperan sebagai media untuk menyampaikan pesan kepada pemainnya.

Pesan Politik, ideologi, gerakan dan isu sosial dapat dieskpresikan melalui narasi, mekanik permainan dan dunia yang dibangun dalam sebuah video game. Dalam banyak kasus, game mencerminkan realitas sosial dari budaya yang menciptakannya, baik secara langsung maupun simbolik.

Bagaimana cara pesan politik tersampaikan dalam sebuah game?

  1. Narasi dan Karakter
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Narasi dan karakter dalam video game dapat mereprentasikan berbagai ideologi dan konflik sosial dan politik, yang memberikan pengalaman moral kepada pemainnya. Narasi sendiri dapat menggambarkan sistem politik, membangun konflik sosial, dan juga menanamkan nilai moral. Narasi yang kuat dapat membuat pemain merasa terlibat akan isu sosial dan politik yang sedang terjadi dan ikut mempertanyakan posisi mereka di dalamnya.
Contohnya dalam game seperti Papers, Please menggambarkan kehidupan di negara otoriter, memaksa pemain membuat keputusan moral dalam sistem yang represif. Adapun game This War of Mine menunjukkan dampak perang dari sudut pandang warga sipil, bukan tentara, menantang glorifikasi kekerasan.

 

  1. Mekanik Permainan

Mekanik permainan dapat merepresentasikan ideologi dalam tindakan; cara pemain berinteraksi dalam dunia game. Contohnya seperti sistem pilihan dan konsekuensi dalam bermain, dapat menunjukkan bahwa setiap keputusan yang dibuat pemain akan memiliki dampak kepada dirinya sendiri ataupun kepada masyarakat. Contoh lainnya yaitu keterbatasan dan kebebasan pemain yang dapat mencerminkan kontrol atau kebebasan dalam masyarakat, mengajak pemain untuk tekanan atau peluang dalam sistem tertentu. Mekanik yang dirancang dengan cermat dapat menjadi alat edukatif dan reflektif.
Contohnya Democracy 4 memungkinkan pemain mensimulasikan pemerintahan dan melihat konsekuensi dari kebijakan publik. Adapun BioShock mengkritik ideologi objektivisme melalui dunia distopia dan pilihan pemain.

 

  1. Desain Dunia

Estetika dan simbolisme yang mencakup lingkungan, arsitektur, simbol dan atmosfer dalam game dapat memperkuat kesan ideologis bagi pemain. Contohnya dengan menciptakan dunia distopia atau utopia yang mencerminkan harapan atau ketakutan terhadap masa depan politik dan sosial. Adapun menggunakan simbol dan artefak budaya untuk menyampaikan identitas, sejarah dan propaganda. Mengatur ruang publik dan privat juga dapat menunjukkan bagaimana kekuasaan mengatur kehidupan sehari-hari.

Contohnya The Last of Us menampilkan dunia pasca-kiamat yang menggambarkan keruntuhan moral masyarakat dan pentingnya solidaritas manusia di tengah krisis. Bahkan game seperti SimCity atau Cities: Skylines secara halus menanamkan nilai-nilai politik tentang tata kelola, pajak, dan kesejahteraan public, di mana keputusan desain kota mencerminkan filosofi politik pemain sendiri.

 

Melalui interaktivitasnya, game memungkinkan pemain mengalami langsung sistem atau realitas sosial yang ingin dikritik; entah itu penindasan, perlawanan, atau perubahan. Inilah yang membuat video game menjadi media yang unik dan kuat untuk menyampaikan isu politik dan sosial.

 

Dari sudut pandang Indonesia, tidak semua game yang memuat unsur politik atau ideologi harus dianggap negatif. Yang terpenting adalah konteks dan kesadaran pemain. Nilai-nilai seperti Pancasila, toleransi, kemanusiaan, dan persatuan dalam keberagaman justru dapat menjadi dasar kita untuk menafsirkan pesan yang disampaikan dalam game.

 

Refleksi Terhadap Nilai-Nilai di Indonesia.

  1. Pancasila dan Persatuan Nasional

Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga panduan moral. Dalam konteks video game, nilai-nilai seperti keadilan sosial, kemanusiaan, dan persatuan dapat membantu kita menilai apakah sebuah game selaras dengan prinsip hidup bersama yang damai dan adil. Misalnya, game yang mengajarkan empati, tanggung jawab sosial, atau menghargai perbedaan sejalan dengan semangat Pancasila.

 

  1. Toleransi
    Banyak game modern mengeksplorasi keragaman, baik etnis, budaya, maupun pandangan hidup. Dengan nilai toleransi, pemain diajak untuk memahami karakter dan dunia yang berbeda tanpa cepat menghakimi. Toleransi membuat kita mampu menikmati perbedaan dalam cerita atau ideologi yang mungkin tidak sepenuhnya sama dengan keyakinan kita.

 

  1. Kemanusiaan

Game yang baik sering menyoroti sisi kemanusiaan—tentang penderitaan, pilihan moral, atau keinginan untuk bertahan hidup. Nilai kemanusiaan mengajarkan kita untuk tetap memiliki empati, bahkan dalam dunia virtual. Contohnya, This War of Mine menampilkan penderitaan manusia di tengah perang, dan membuat pemain merasakan bahwa di balik konflik selalu ada nilai kemanusiaan yang harus dijaga.

 

  1. Persatuan dalam Keberagaman

Indonesia dikenal karena semboyannya, Bhinneka Tunggal Ika. Dalam konteks game, nilai ini mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan budaya, ideologi, bahkan gaya bermain antar pemain. Game multiplayer atau komunitas daring bisa menjadi wadah untuk mempraktikkan kerja sama lintas perbedaan, selama kita menjunjung rasa hormat dan solidaritas.

 

Verdict sebagai Warga dan Gamer Indonesia

Sebagai warga negara sekaligus gamer Indonesia, saya berpendapat bahwa video game tidak seharusnya langsung dilarang atau dihindari, melainkan dimainkan dengan kesadaran. Setiap pemain berhak menikmati beragam pandangan dunia, selama tetap berpegang pada nilai kemanusiaan dan akal sehat.

Game adalah karya seni, ia tidak hanya mengajarkan cara menang, tetapi juga cara memahami. Maka daripada takut terhadap pesan politik atau ideologi dalam game, lebih baik kita memainkannya dengan pikiran terbuka.

Bermainlah dengan kesadaran, bukan dengan ketakutan.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Melisa Anggraini

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler